JENEPONTO - Itulah hikmah dibalik dari kesulitan ekonomi kedua pasangan suami-istri ini. Ibu Nur Hasana dan suaminya bernama Marido.
Keluarga yang dikaruniai dua orang anak tersebut belakangan ini sempat viral di media sosial karena tinggal di sebuah rumah yang tidak layak huni di Kampung Beru, Kelurahan Tamanroya, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Baca juga:
Triwulan 1-2022, Ekonomi Sulsel Tumbuh 4,27%
|
Diperparah lagi, kondisi ekonomi yang tidak mendukung dan kehidupannya jauh dari kelayakan. Sakin terbatasnya lagi, anak pertamanya bernama Atipatul Nur Hasana yang usianya kurang lebih 6 tahun tidak disekolahkan.
Dibalik dari keterpurukannya itu, rupanya tersimpan sejuta hikmah yang Tuhan rahasiakan dengan lahirnya sosok bayi laki-laki yang merupakan anak kedua dari hasil pasangan pasangan suam-istri Nur Hasana dengan Marido.
Bayi mungil itu lahir sepakan lalu yang diberi nama Resky Ilahi. Dua hari dalam pangkuan sang Ibu, keluarga yang terbilang miskin tersebut sempat menarik perhatian publik.
Di mana, rumah yang ditempatinya berteduh cukup memprihatinkan. Sebab, tiangnya dari dahan pohon api-api sebagai penyangga, atap rumahnya yang belum ditutupi keseluruhan terbuat dari plastik, dindingnya semua dari anyaman bambu, begitu pula lantai papan rumahnya semua serba bambu.
Apakah lahirnya sosok Resky Ilahi ini salah satu jalan sang Maha Pencipta terbukanya pintu rahmat bagi kedua orang tuanya yang bakal menghantar lebih layak dari kehidupan sebelumnya.
Terjawab, Marido sontak terkejut saat didatangi tamu dari Makassar pada Selasa kemarin (27/9/2022). Tamu itu mengaku dari utusan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dia adalah Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Provinsi Sulawesi Selatan, Iqbal Suhaeb, secara langsung mengunjungi keluarga miskin itu.
Kadis Perkimtan tidak sendiri, namun beserta jajaran dinas terkait, termasuk Bidang Operasional Lingkungan PLN UIKL Sulawesi, Ari Rudianto, YBM PLN Baitul Maal, PLN Punagaya, Dinas Perkimtan Kabupaten Jeneponto.
Dalam kunjungan itu, Iqbal Suhaeb mengatakan bahwa selain memberikan bantuan tanggap darurat, pihaknya juga ingin melihat langsung kondisi keluarga ini yang sempat viral diberbagai media sosial.
Kata dia diberitakan seorang masyarakat warga miskin yang tinggal di sebuan rumah tidak layak huni di Jeneponto.
"Jadi kami ini diutus langsung oleh Gubernur Sulawesi Selatan untuk segera menindak lanjut sekaligus memberikan bantuan tanggap darurat, " ungkap Iqbal.
"Ini ada sedikit dari beliau Pak Gubernur ya, beliau Pak Gubernur nitip salam, " sambung Iqbal terlihat meyerahkan map warna biru kepada Marido.
Iqbal membeberkan bahwa keluarga ini diprogramkan bantuan beda rumah dan direncanakan tahun depan segera direnovasi.
Harapannya, tidak ada lagi masyarakat yang terlupakan, pemerintah tetap selalu ada bersama dengan masyarakat.
"Kami ini datang bersama dengan instnasi tekait, ada juga dari teman-teman PLN Pusat, YBM PLN Baitul Maal dan PLN Punggawa Jeneponto, " bebernya.
Di tempat yang sama, Bidang Operasional Lingkungan PLN UIKL Sulawesi, Ari Rudianto juga berkomitmen untuk membantu masyarakat tidak mampu.
Ari menyampaikan untuk sementara ini keluarga tersebut dibantu penanganan tanggap darurat. Namunsecara permanen mudaha-mudahan tahun depan bisa teralisasi.
"Tahun ini kita upayakan dulu bantuan tanggap darurat sambil kita pikirkan langkah selanjutnya, ya tentu sesuai kebutuhannya yang paling mendasar, " singkat Ari.
Sebelumnya juga keluarga miskin itu didatangi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jeneponto, Drs, H. Nur Alam Basir beserta jajaran.
Nur Alam menyerahkan bantuan alat perlengkapan sekolah, berupa pakaian seragam, sepatu, tas, buku, pulpen dan lain lain untuk Atipatul NurHasana yang merupakan anak pertama Marido yang putus sekolah.
Penulis: Syamsir.